Tak ada CINTA di hati kecuali CINTA kepada-NYA

Senin, 22 September 2014


Malam mulai merapat
Waktu penantian itu terasa makin dekat
Ya Rabb, ...
Izinkan aku bersimpuh di hadapan-Mu
Mengais sisa rahmat-Mu malam ini
Aku tersadar,
Aku hanyalah kumpulan noda,
Kumpulan segala dosa
Aku yang begitu hina dalam segala kebesaran-Mu
Aku hanyalah butiran pasir kotor pada tanah kelembutan-Mu
Ampuni aku, Ya Allah... Ya ilahi...
Atas segala dosa selama ini
Segala lalai atas nikmat yang Engkau beri
Dan segala murka atas kasih sayang-Mu pada kami
Ya Allah sang Maha Bijaksana
Izinkan aku mendekat malam ini
Memohon ampun, bersyukur atas segala nikmat-Mu
Hingga aku dapat khusu’ bersujud
Dan bersimpuh pada keMaha-an-Mu


Riuh hati menyapa
Terdiam pikir anganku
Tentang hati yang menyanyi sendu
Kelam,...
Begitu kelam lara jiwaku
Hingga ku harus terseok mengikut angin takdir berhembus
Di ufuk timur, di ujung barat . . .
Ku berdiri di sini, di senja ini . . .
Meski samar ku mengungkap,
Bahkan tak satu pun kata terucap
Terimalah ini . . .
Sebagai kasih perjalanan kita yang terkikis suratan
Ku memujamu dalam tiap hembusan nafasku
Biarlah aku di sini,
Menanti senja menghilang tertiup angin malam



Di sudut gelap itu
Kau menemukanku begitu rapuh
Penuh sayatan yang menyiksa
Hingga saat kau coba sentuh,
Aku selalu menjerit kesakitan
Kau ulurkan tanganmu,
Mengajakku berdiri,
Memapahku menuju titik cahaya
Meninggalkan ruang kehampaan
Hingga sekarang aku mampu berdiri
Bahkan lebih dari yang aku mampu
Kau genggam erat tanganku ,
Mengajakku berlari dan terbang tinggi
Agar aku tak bisa terhenti
Meratapi masa lalu kembali
Untuk meraih mimpi di esok hari
Terima kasih, Cinta . . .


Ketika ku tatap kedua bola mata itu
Segera menyurutkan segenap dayaku
Enggan ku beranjak langkahkan kaki ke tempat itu
Tapi waktu yang terus berlalu
Memaksaku menapaki jejak langkah itu
Namun hatiku semakin surut
Dan matahari makin menyingsingkan terik kekejamannya
Hingga aku dihadapkannya dengan penuh sesal,
Inilah dirimu . . .
Waktu seolah terhenti
Langit pun menimpaku hingga bagian terkecilku
Dan hujan ikut menenggelamkan segalanya
Inilah realita
Yang membuatku tertegun dan tertunduk
Hingga tak dapat terucap sesuatu
Walau dalam sanubariku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar