Tak ada CINTA di hati kecuali CINTA kepada-NYA

Kamis, 28 Februari 2013

Atas Nama Cinta


Lelah menapaki liku-liku ceritanya
Jenuh merasuk menjalani roda perputaranya
Resah menanti akan kedatanganya
dan gelisah menunggu jawaban darinya

Atas nama cinta...
Insan terbuai dalam lamunan keindahanya
Melambung tinggi hingga negeri tanpa duka
Terbius dalm kenikmatan khayalanya
Lupa akan kesedihan sang dunia...

Dalam singgasana kesetiaan...
Hamba sahaya mengemis sepenuh jiwa
Mengabdi demi sang keabadianya
Merintih dan menangis penuh luka
Melalui rintangn dan siksaanya...

Demi naungan kebahagiaan...
Makhluk tanpa daya bersimpuh dikakinya
Bersujud menyembah setetes air surga
Meringkuk dipangkuan cawan senyumnya
Bersandar dipucuk cangkir ketulusanya...

Atas nama cinta...
Semoga madu kebahagiaan terteguk seiring dengan takdir SANG PENGUASA SAMUDERA ...

Senyuman Untuk Hari Esok


Dihari-hari yang kurasa sangat penat
Dalam hidup yang penuh duka nestapa
Ku coba tuk tetap lemparkan senyum
Untuk burung-burung pagi yang berusaha tuk menghiburku

Dalam jiwa yang resah tak menentu
Dalam hati yang bergejolak tanpa henti
Jantung yang berdegup kencang
Menanti saat pengharapan yang tak kunjung datang

Tak pernah ku berhenti dalam langkahku
Tuk terus berusaha dan berdo’a
Atas sebuah harapan di masa depan
Meraih untuk hari esok

Jalan Cinta Sang Melankolis


Dit…dit…dit… Handphone Syifa berbunyi. Satu pesan masuk dari xxx076 Malam, Iznkn q mRaih sbuah hrpn d Lubk htiq trdlam.Iznkn bntgU mNympaikn hrpn pd Tuhan.Asa n do'a sll q pnjtkn. Hny Ridho-Mu,Tuhan yg q pinta. Angin, smpaikn slmq utkny, utk dy yg q cinta. S't in n mgkn utk slmy.
"Aduh.... siapa sih nih yang sms," gerutu Syifa. "Ada apa sih, Non. Mukane kok ditekuk kayak gitu," tanya Anna, teman kost Syifa. "Nih lho, orang sms terus. Lagi banyak pulsa mungkin ya," jelas Syifa
"Emang gimana smsnya?"
"Nih!" kata Syifa sambil menyodorkan handphone-nya
"Cie.... punya pengagum rahasia nih ceritanya," gelitik Anna
"Ah, nggak juga. Paling tuh orang cuma iseng," elak Syifa
Kembali Syifa dan Anna melangkahkan kakinya menuju tempat kost mereka.
Seusai Syifa sholat, Anna langsung menghampirinya.
"Syif, kamu tahu nggak anak baru yang kost di sebelah?" tanya Anna mengagetkan.
"Emange ada pindahan baru, ya? Aku kurang tahu," kata Syifa tak mengerti.
"Heleh, temenku yang satu ini. Paling susah kalau diajak kompromi masalah kayak gini. Rugi banget deh kalau kamu nggak kenalan."
Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu. Syifa pun melangkah hendak membuka pintu.
"Assalamu'alaikum," sapa lelaki remaja di depannya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Syifa.
"Monggo, Mas. Silakan duduk," lanjut Syifa agak gugup.
"Subhanallah, siapa lelaki di depanku ini? Tampan, gagah dan sopan." batin Syifa
Anna pun datang menghampiri sambil menabok punggung Syifa dan mengerdipkan matanya, "Ih... nih anak ngapain sih, kesambet setan mana? Aneh banget," batin Syifa melihat tingkah sahabatnya.
"Begini, Mbak.......," kata lelaki itu memecah keheningan.
"Perkenalkan nama saya Haris. Saya pindahan dari Pekalongan," jelas lelaki itu.
"Saya Anna. Kalau mas butuh apa – apa bisa langsung hubung saya," sahut Anna. Syifa seperti tersengat kalajengking mendengar ucapan sahabatnya.
"O... kalau mbak yang ini namanya siapa?" kata Haris membuat Syifa terkejut.
"Oh, nama saya Syifa," jawab Syifa
Setelah sedikit basa – basi Haris pun berpamitan pulang. Suasana di tempat kost pun berbeda. Anna jadi suka senyum – senyum sendiri dan sering memperbincangkan Haris, tetangga barunya.
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 22.00. Saatnya menuju kamar dan tidur.
Dit...dit...dit... handphone Syifa kembali berbunyi. Satu pesan kembali masuk dari xxx076. Q ta2p 2 bola mtaU tjm.Tduh n mYkinkn.S't it 1 prtmuan yg kn q knang sllu.Wlau hti trs mRagu Nmn gjlk ksh kian mmbeLenggu. Selamat malam, Cinta....
Dengan rasa penasaran dihati Syifa pun akhirnya membalas pesan dari nomor tak dikenal tersebut. Selamat malam....sblmny maaf, anda sp n ap mksd kta2 ya srg anda krmkn? 
Beberapa saat kemudian satu pesan kembali masuk. Slmt mlm,Cnta...T'knl mk t'syang.drpd q bkin qm pnZrn,q prknlkn dri q j y.q Aris.p q blh pggl qm "syifa"? handphone Syifa langsung terjatuh di tempat tidur."Darimana dia tahu namaku?" ucapnya lirih


+++


Tiga jam Syifa tertidur lelap. Suara sms sekitar jam 02.30 mengejutkannya. Syifa, Bangun.... jgn lalaikn tugsU trhdp Yg Maha Esa. Syifa pun terpaksa bangun lebih awal karena sms itu dan segera menunaikan tugasnya terhadap Sang Maha Pencipta. Setelah itu rasanya Syifa ingin menghirup udara segar di luar tempat kostnya. Setelah memenangkan pikirannya, tanpa sadar ia menangkap sosok Haris, tetangga barunya yang tadi malam berkunjung. "Eh Mas Haris, sudah dari tadi, Mas?" tanya Syifa tersipu malu. Haris tersenyum, "Ada apa, Dek? Kok malam-malam gini keluar kamar, bahaya lho! Bolehkan saya panggil 'dek'?"canda Haris. "Iya. Tentu boleh dong. Kan sampean lebih tua dari saya. Ah, Mas. Saya sudah biasa. Lagian ini kan sudah hampir shubuh," jawab Syifa. Akhirnya mereka pun larut dalam pembicaraan. Sosok Haris memang bijaksana dan ramah. Buktinya dia bisa buat Syifa santai padahal selama ini Syifa tak pernah sekali pun ngobrol dengan laki-laki yang bukan mahramnya sendirian. Tiba - tiba Anna yang sudah siap ke masjid untuk berjamaah sholat shubuh mengejutkan mereka. "Hayoo... pada ngapain disini. Hati – hati lho kalau berdua-duaan di tempat sepi berarti yang ketiga setan. Ih.... takut!" sindir Anna. "Ya Allah, Anna ngagetin aja. Kita kan nggak duduk berdekatan. Lagian Mas Haris disitu, aku disini," elak Syifa. "Iya. Anna nih su'udzon aja," lanjut Haris. "Eh sudah hampir shubuh. Aku siap – siap dulu ya," kata Syifa mengakhiri pembicaraan.
Adzan mulai dikumandangkan di berbagai penjuru dunia. Beberapa calon jama'ah sholat shubuh berbondong – bondong menuju ke Masjid atau musholla tujuannya.

+++

Dit...dit...dit... Seindah pelangi di senja hri,sBening embun d pgi hari,seElok syair mNyenth hti,sTulus hti q ucakn,Slmt pgi,Syifa.. Tak sempat Syifa membalasnya. Ia langsung bergegas menuju salah satu universitas, tempatnya menimba ilmu.
Sepulang kuliah, handphone Syifa kembali berbunyi. Untuk kesekiankalinya dari seseorang yang mengaku bernama Aris. Mski q cb lupknU tetp t'bs q mghpsU.Tuls cnta q tlh q brikn pdU.t'kn q sesali cntai driU,wnita trindh yg prnah jd mmpi Q.t'prnh q mNyesl mNgenalU...
"Hayo... sms dari siapa tuh? Serius amat. Pasti dari penggemarmu itu ya," tanyaAnna mengejutkan.
"Iya nih. Aku nggak tahu apa maunya sebenere"
"Ya udah nggak usah dipikirin. Nih lho aku dapat nomor handphonenya Mas Haris," bujuk Anna bersemangat. Begitu melihat nomor yang diperlihatkan Anna, Syifa terkejut. Seolah tak percaya.
"Ada apa, Syif? Ada yang salah?" tanya Anna tak mengerti.
"Itu kan nomornya orang yang mengaku bernama Aris," jelas Syifa.
"Jadi Mas Haris selama ini............," kata Anna.
"Ih... apa sih maksud dari semua ini?" tegas Syifa.
"Dia harus menjelaskan semuanya sama kita," lanjut Anna.
Syifa langsung bergegas menuju tempat kost Haris. Tok...tok...tok... "Assalamu'alaikum." Berkali – kali Syifa mengucap salam tapi tak ada jawaban satu pun jawaban. "Udahlah, Syif. Mungkin orangnya lagi pergi. Nanti kalau udah datang kita samperin lagi," hibur Anna sambil berjalan menuju serambi depan.
"Atau aku sms aja yach?"  kata Syifa memecah keheningan.
"Iya. That is a good idea," kata Anna menyetujui Syifa.
Tanpa pikir panjang langsung memencet keypad handphone-nya, Apa maksud dari semua ini, Mas? Selang lima menit satu pesan masuk.  Mski kni kau q hndri,ttp htiq t'bs q pungkri. Maaf q trllu mnCntaiU
Syifa pun agak kesal. Dit...dit...dit... satu pesan lagi masuk dari lelaki yang mengaku Aris, tapi ternyata Haris. Tlh trukr driU dhtiq,tlh trangkai mmpi2q brsmaU bila q mlki driU utk bhgia.T'ad niatq tuk lukai htiU.t'prnh q phmi rsa in.Wlaupn sll q trma lelah n duka krn mnYayangiU tp perihq sllu bwtq bhgia.biarlh trjga rsa in hgga akhr nfs q ini...


+++


Esok hatinya Haris duduk di serami depan tempat kostnya. Syifa pun bergegas menuju kampus tanpa memperdulikannya. Selesai kuliah ternyata Haris menunggunya di kantin. Karena hari ini Syifa harus menengok temannya di Rumah Sakit, dia langsung pergi tanpa menemui Haris yang telah menunggunya di Kantin.
Malam hari Syifa sampai di tempat kost dan Haris menunggunya di depan. "Assalamu'alaikum, Dek." Sapa Haris. "Wa'alaikumussalam, Mas. Saya ke dalam dulu ya," jawab Syifa agak kesal. "Tunggu, Dek." Pinta Haris sambil menarik tangan Syifa. Setelah Haris mengerti kalau Syifa keberatan, Haris pun melepasnya dan berkata, "Maaf."
"Silakan, Mas," ucap Syifa mempersilakan haris duduk di teras depan.
Syifa diam menunggu Haris memulai pembicaraan dan Haris pun turut diam karena bingung memulai pembicaraan dari mana.
"Em... begini, Dek," kata Haris memulai pembicaraan dan Syifa masih menunggu dengan menundukkan kepalanya. "Sebelumnya saya minta maaf kalau cara saya menyampaikan semuanya salah. Saya bingung gimana cara menarik perhatian kamu," jelas Haris.
"Sebenarnya saya sudah lama memperhatikan adek. Saya terpesona sama kepribadian adek. Kepribadian adek sungguh berbeda dari wanita yang pernah saya temui sebelumnya. Aku ngerti kalau adek belum bersedia untuk pacaran. Oleh karena itu aku bersedia nunggu kamu sampai selesai kuliah. Dan saya bersedia kalau adek langsung menghendaki khitbah tanpa pacaran terlebih dahulu" Lanjutnya.
"Kalau memang sampean sudah mengerti, saya ngomong dulu sama bapak dan ibu. Tapi apa saya pantas buat sampean? Sampean itu kan putra kyai sepuh. Kulo niki namung tiyang awam."
"Nggak kok, Dek. Abah sudah setuju sama pilihanku."
Tak terasa mereka ngobrol sampai hampir jam 20.30 tak pantas orang yang bukan mahram ngobrol sampai selarut itu. Akhirnya mereka pun kembali ke tempat kost mereka dan segera mempersiapkan diri untuk tidur agar tidak melewatkan pesona Sang Maha Agung sepertiga malam nanti untuk miminta Ridho-Nya.

                                                                                       ---the end---